Tembakkan Bius dan Seret Mahasiswa saat Amankan Demonstrasi, Dua Polisi Atlanta, Amerika DipecatTembakkan Bius dan Seret Mahasiswa saat Amankan Demonstrasi, Dua Polisi Atlanta, Amerika Dipecat

| | 0 Comment| 9:57 am
Categories:

Dua polisi Atlanta, Amerika Serikat, dipecat karena menggunakan senjata bius kepada dua mahasiswa kulit hitam dalam pengamanan aksi demonstrasi. Diketahui, demonstrasi meluas hampir di seluruh Amerika Serikat sebagai bentuk protes atas tewasnya George Floyd, pria kulit hitam yang tewas di tangan polisi Minneapolis pada Senin, 25 Mei lalu. Dua polisi Atlanta itu dipecat karena keduanya dianggap melakukan tindakan berlebihan dalam penanganan demonstran.

Dikutip dari The New York Times , Senin (1/6/2020), Wali Kota Atlanta, Keisha Lence Bottoms, mengumumkan pemecatan terhadap dua polisi yang tidak disebutkan namanya dalam jumpa pers pada Minggu (31/5/2020). Bottoms menyebut tindakan dua polisi itu sebagai penggunaan kekuatan yang berlebihan. Selain dua orang dipecat, tiga polisi lainnya yang terlibat dalam penangkapan mahasiswa kulit hitam itu juga dibebastugaskan sementara.

"Itu (tindakan dua polisi, ) mengganggu pada banyak tingkatan, yang paling tidak jelas adalah penggunaan kekuatan yang berlebihan," kata Bottoms. Bottoms mengaku saat ini polisi tengah mendapat tekanan besar saat menangani ribuan demonstran. Meski demikian, tindakan dua polisi yang menembakkan tembakan bius dan menyeret mahasiswa tidak bisa diterima.

"Kami memahami bahwa para perwira kami bekerja berjam jam di bawah tekanan yang sangat besar, tetapi kami juga memahami bahwa penggunaan kekuatan berlebihan tidak pernah dapat diterima," ujar Bottoms. Sanksi pemecatan terhadap dua polisi itu dilakukan setelah video yang memperlihatkan aksimereka menembakkan senjata bius dan menyeret mahasiswa kulit hitam dari dalam mobil mereka beredar di media sosial. Bottoms mengatakan ia telah melihat rekaman kamera aksi dua polisi itu.

Dalam rekaman itu, sekelompok polisi memberhentikan seorang pria dan wanita saat mobil mereka melintas di pusat kota Atlanta, 45 menit setelah jam malam diberlakukan pada jam sembilan malam. Tidak diketahui pasti alasan mengapa polisi menghentikan mobil mahasiswa itu. Apa yang dilakukan polisi Atlanta itu menjadi sorotan di tengah pengawasan ketat bagaimana penegak hukum menangani demonstrans.

Kepala Departemen Kepolisian Atlanta, Erika Shields, mengutuk tindakan dua polisi itu. Ia mengatakan dua mahasiswatersebut telah mendapat tindakan penganiayaan. "Aku benar benar minta maaf," kata Chief Shields.

Kota kota di Amerika Serikat (AS) membara pada Minggu (31/5/2020) pagi setelah kerusuhan kembali pecah pada Sabtu (30/5/2020) malam. Kerusuhan terus terjadi dan meluas di Amerika Serikat setelah pria kulit hitam, George Flyod, tewas ditangan seorang polisi di Minneapolis pada Senin (25/5/2020) lalu. Mengutip New York Times , demonstrasi dan kerusuhan terjadi di hampir seluruh wilayah AS mulai dari Columbus, Ohio, Little Rock, Ark, Miami hingga ke Washington.

Demonstrasi dan bentrok juga terjadi di jantung Amerika Serikat dekat Gedung Putih. Di Los Angeles, sebagian kota terbakar. Sementara di Chicago, mobil mobil polisi dan toko toko rusak dan hancur.

Merespons kerusuhan itu, polisi yang menembakkan gas air mata telah menangkap ratusan orang. Dalam catatan New York Times , demonstrasi terjadi setidaknya di 75 kota. Akibat demonstrasi dan kerusuhan itu, lebih dari 24 kota memberlakukan jam malam.

Kondisi ini merupakan pertama kalinya di AS setelah terjadinya kerusuhuan sipil di tahun 1968, setelah pembunuhan Pendeta Martin Luther King. Demonstrasi dan kerusuhan yang terjadi pada Sabtu malam merupakan protes di hari ke lima sejak George Floyd meninggal dunia di tahanan. Flyod tewas setelah ia ditangkap dan diinjak lehernya oleh seorang polisi karena laporan uang palsu.

Video yang merekam aksi polisi menginjak leher George Flyod di tengah rintihannya karena tidak bisa bernapas viral dan kemudian memicu gelombang protes. Polisi itu kini telah dipecat dan didakwa pasal pembunuhan. Protes atas kematian George Flyod juga terjadi di depan Gedung Putih, tempat Trump berkantor, pada Sabtu.

Ratusan orang berdemonstrasi dan meminta tanggapan Presiden Trump. Mereka meneriakkan,"Tidak ada perdamaian, tidak ada keadilan." Beberapa demonstran menyalakan petasan serta melemparkan batu bata dan botol ke petugas Gedung Putih.

Petugas Gedung Putih kemudian membalas dengan menyemprotkan gas air mata. Bangunan bangunan di sepanjang jalan dekat Gedung Putih disemprot grafiti, termasuk pintu masuk Hay Adams, sebuah hotel mewah. Sebuah bangunan di belakang Kamar Dagang Amerika Serikat terbakar.

Jendela jendela di pintu masuk gedung hancur. Sekitar pukul 11 malam, dua mobil dibakar di blok yang berdekatan, dan sebuah bank lokal dirusak. Jendelanya pecah dan angka "666" disemprotkan di depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *